FOUND SOMEONE (?)
Have you ever found someone who always talk like shit when you're gather?
Have you ever found someone who want to do stupid things for makes you laugh when you through bad day?
Have you ever found someone who share all your dreams, tears, happiness and crispy KFC's chicken skin with?
Do i have that one? I'm proud to say, so far is YES.
A man who have awkward smile, tall body and tan skin. Who gave me warm tons of hug and plenty of kiss in unexpected way. The best part to cuddle with so far. We can start talking about pieces of falling leaf and then end it up with hug. We like cuddling with no reason, especially me. But who doesn't like cuddling? even you're single, you can have a hundred way to cuddle with your loved ones, right?
A man who yell at me when i did bad. And i'll thank him later because he know me so well beyond i know my self.
Sejak memutuskan untuk berjalan bersama sejak 5 tahun yang lalu hingga detik ini, gue masih sering ragu, apakah dia orangnya? apakah dia orang yg bakal nemenin gue sampe tua? apakah dia yg bakal nemenin gue ngobrol nanti saat badan kita udah sama-sama renta? dan banyak pertanyaan lain yg bikin gue bertanya pada diri sendiri.
Tapi selama itu juga menyadari bahwa, ada sebagian diri gue yg dilengkapi olehnya. Kadang gue takut bahwa kebahagiaan gue tergantung sama dia. Gue membayangkan jika bukan dia orangnya, apakah gue akan bahagia? Gue belajar utnuk tak bergantung sama siapapun untuk bahagia, gue belajar bahwa gue harus bahagia dengan siapapun orangnya. Jadi ya gue akan bahagia tanpa dia, tapi kebahagiaanku akan lebih kalo gue sama dia.
Kita tentu saja mempunyai tujuan, tujuan untuk tumbuh bersama dan tua bersama. Kita dikit demi sedikit mencoba mewujudkan apa yg kita cita-citakan berdua dari awal. Yha. Dari awal.
Saat yg lain memulai bersama menjalin hubungan tak pernah terpikir untuk sampai jenjang yg serius. Tentu saja kita pun sama, awalnya. Namun saat kita kembali berpikir bahwa setiap hubungan pasti ada ujungnya, kita memutuskan mencoba membuat hubungan ini berakhir menjadi happy ending.
Dulu saat tahun pertama kita berpacaran, kita dengan berani menyatakan "Ayo kita menikah, 9 tahun dari sekarang". Cukup sombong buat 2 orang yg bahkan masih dalam fase cinta monyet. Tapi kenapa tidak kita mencoba? Sekarang kita sudah di tahun ke-6 setelah kita bilang kalimat itu. Kalo di pikir2 masih ada 3 tahun lagi untuk sampe ke tahun ke 9. Lagipula masih banyak hal yg kita ingin lakukan, jadi apakah kalimat itu akan berhasil? Jawabanya kita sedang mengusahakannya.
Kalo dibilang lebay, ya namanya juga sayang. Kalo kamu belum lebay ya berarti kamu belum nemuin orang yg bisa bikin kamu lebay. Sorry loh mblo. Tapi bener loh, kalo dipikir logika, kamu rela hujan2an demi jemput yayang padahal ya sebenernya mereka bisa pulang sendiri. Rela nempuh jarak jauh demi bermalam minggu yg kadangkala cuman minum es teh manis sambil makan kacang rebus. Tujuan utama apa? ya cuman mau ketemu, ngobrol, cerita ya kalo sukses dapet bonus cium. Rela dandan sejam lebih supaya pas ketemu lebih percaya diri. Pake pomade biar rambut kelimis plus parfum yg wanginya sampe 5km, biar bikin si ayang terkesan. Chatting sampe jam 2 pagi yg dibahas ya itu itu aja tiap hari, padahal mata udah gak kuat buat melek. Bener kan?
Munafik sih kalo yg bilang, "ih aku pacaran biasa aja, gak lebay kaya gitu" itu antara pembelaan, atau menghibur diri sendiri gara-gara dapet pacar yg gak begitu. Tapi pas ada postingan foto2 romantis di IG jaman sekarang, di-tag ke pacarnya sambil kode "relationship goal banget ya yank". Endasmu.
Cobalah lihat disekitar, siapa tau jodoh kamu nyelip diantara pacar2 temen kamu sekarang?
Banyakin relasi, ikut perkumpulan atau komunitas2 dari hobi kamu, siapa tahu nemu seseorang yg suatu saat jadi jodohmu. Kan lebih enak kalo apa yg kamu dan pasangan kamu punya hobi yg sama.
Saat kamu menemukan orang yg tepat, hidupmu akan tak sama lagi seperti hari-hari sebelumnya :))
Semarang, 3 Juni 2016
Have you ever found someone who want to do stupid things for makes you laugh when you through bad day?
Have you ever found someone who share all your dreams, tears, happiness and crispy KFC's chicken skin with?
Do i have that one? I'm proud to say, so far is YES.
A man who have awkward smile, tall body and tan skin. Who gave me warm tons of hug and plenty of kiss in unexpected way. The best part to cuddle with so far. We can start talking about pieces of falling leaf and then end it up with hug. We like cuddling with no reason, especially me. But who doesn't like cuddling? even you're single, you can have a hundred way to cuddle with your loved ones, right?
A man who yell at me when i did bad. And i'll thank him later because he know me so well beyond i know my self.
Sejak memutuskan untuk berjalan bersama sejak 5 tahun yang lalu hingga detik ini, gue masih sering ragu, apakah dia orangnya? apakah dia orang yg bakal nemenin gue sampe tua? apakah dia yg bakal nemenin gue ngobrol nanti saat badan kita udah sama-sama renta? dan banyak pertanyaan lain yg bikin gue bertanya pada diri sendiri.
Tapi selama itu juga menyadari bahwa, ada sebagian diri gue yg dilengkapi olehnya. Kadang gue takut bahwa kebahagiaan gue tergantung sama dia. Gue membayangkan jika bukan dia orangnya, apakah gue akan bahagia? Gue belajar utnuk tak bergantung sama siapapun untuk bahagia, gue belajar bahwa gue harus bahagia dengan siapapun orangnya. Jadi ya gue akan bahagia tanpa dia, tapi kebahagiaanku akan lebih kalo gue sama dia.
Kita tentu saja mempunyai tujuan, tujuan untuk tumbuh bersama dan tua bersama. Kita dikit demi sedikit mencoba mewujudkan apa yg kita cita-citakan berdua dari awal. Yha. Dari awal.
Saat yg lain memulai bersama menjalin hubungan tak pernah terpikir untuk sampai jenjang yg serius. Tentu saja kita pun sama, awalnya. Namun saat kita kembali berpikir bahwa setiap hubungan pasti ada ujungnya, kita memutuskan mencoba membuat hubungan ini berakhir menjadi happy ending.
Dulu saat tahun pertama kita berpacaran, kita dengan berani menyatakan "Ayo kita menikah, 9 tahun dari sekarang". Cukup sombong buat 2 orang yg bahkan masih dalam fase cinta monyet. Tapi kenapa tidak kita mencoba? Sekarang kita sudah di tahun ke-6 setelah kita bilang kalimat itu. Kalo di pikir2 masih ada 3 tahun lagi untuk sampe ke tahun ke 9. Lagipula masih banyak hal yg kita ingin lakukan, jadi apakah kalimat itu akan berhasil? Jawabanya kita sedang mengusahakannya.
Kalo dibilang lebay, ya namanya juga sayang. Kalo kamu belum lebay ya berarti kamu belum nemuin orang yg bisa bikin kamu lebay. Sorry loh mblo. Tapi bener loh, kalo dipikir logika, kamu rela hujan2an demi jemput yayang padahal ya sebenernya mereka bisa pulang sendiri. Rela nempuh jarak jauh demi bermalam minggu yg kadangkala cuman minum es teh manis sambil makan kacang rebus. Tujuan utama apa? ya cuman mau ketemu, ngobrol, cerita ya kalo sukses dapet bonus cium. Rela dandan sejam lebih supaya pas ketemu lebih percaya diri. Pake pomade biar rambut kelimis plus parfum yg wanginya sampe 5km, biar bikin si ayang terkesan. Chatting sampe jam 2 pagi yg dibahas ya itu itu aja tiap hari, padahal mata udah gak kuat buat melek. Bener kan?
Munafik sih kalo yg bilang, "ih aku pacaran biasa aja, gak lebay kaya gitu" itu antara pembelaan, atau menghibur diri sendiri gara-gara dapet pacar yg gak begitu. Tapi pas ada postingan foto2 romantis di IG jaman sekarang, di-tag ke pacarnya sambil kode "relationship goal banget ya yank". Endasmu.
Cobalah lihat disekitar, siapa tau jodoh kamu nyelip diantara pacar2 temen kamu sekarang?
Banyakin relasi, ikut perkumpulan atau komunitas2 dari hobi kamu, siapa tahu nemu seseorang yg suatu saat jadi jodohmu. Kan lebih enak kalo apa yg kamu dan pasangan kamu punya hobi yg sama.
Saat kamu menemukan orang yg tepat, hidupmu akan tak sama lagi seperti hari-hari sebelumnya :))
 |
| Apa itu pencitraan? |
Semarang, 3 Juni 2016
Icha, 21th, mabok es capuccino cincau.
Comments
Post a Comment